Mencoba hal baru dengan melukis menggunakan limbah kaca serta bahan padat lainya.
Ya..., mempelajari dan jika mungkin menguasai beberapa seni seperti kaligrafi, menulis syair, yoga, melukis, kirigami, origami, seni drama/teater, bahkan menata taman/kebun dan lain-lain dimana disamping tujuannya adalah untuk memperhalus budi pekerti dan moral, melatih fokus dan kesabaran, melatih pergerakan tubuh dan nafas, juga seni tersebut adalah sebagai bukti pencapaian Zen yang lebih baik.
Saya yang juga sebagai seorang "kacung dan jongos" dari Jalan Karate memilih melukis untuk mendampingi saya melalui tapak demi tapak jalan ini; mengumpulkan titik demi titik dan menyatukan garis demi garis untuk menghadirkan maksud dari sesuatu yang sebetulnya tak terpahami pada awalnya.

Meski sendiri dan hening namun semua kekosongan itu memancarkan ketenangan, dan aku bangga akan semua itu.
Hidup ini memang lengkap, tiada tercecer sedikitpun, ia seperti awan yang hadir.... dan kepergian seperti awan yang terbang melayang jauh. Yang membekas bukan lagi hampa, namun kebajikan yang ditinggalkan dari sesuatu yang ia perbuat.
Demikianlah awalnya ketika kita hadir dengan kekosongan.. pun pergi dengan kekosongan.....
Beberapa hasil karyaku:
 |
"Perempuan Penenun Hujan" |
 |
"Selir Sang Daimyo" |
 |
"Geisha" |
 |
"Beethoven" |
 |
"Geisha"(1) |
 |
"Johann Sebastian Bach" |
 |
"Miyamoto Musashi"
(Dari Sampul Novel Berjudul:
Miyamoto Musashi, Karya:
Eiji Yoshikawa) |
 |
"Payung Sang Geisha" |
 |
"Kupu-Kupu" |
 |
"Pesanan Dari Kyoto" |
No comments:
Post a Comment