Monday, 5 September 2016

TAI CHI CHUAN, PA KUA CHANG dan HSING-I



Pada bulan Nopember 1874 disebutkan bahwa Kanryo Higaonna (ketika itu berusia 22 tahun, master yang paling terpuncak di Naha-Te) berkunjung ke China yaitu di kota Foochoow (Fukien) dimana ia berlatih Tinju China (Kungfu China). Selama di  China, beliau melatih diri Ilmu Hung dari Gaya Shaolin Chuanfu aliran selatan (Lam-Pay Siauw Lim), yang menitik beratkan pada kekuatan tangan dibawah asuhan Guru Besar Kungfu China, Master Ryu Ryuko (Xie Zhongxiang). Selama 15 tahun di China, Master Higaonna tidak hanya menguasai ilmu tangan kosong, tetapi juga berbagai Ilmu Senjata seperti Ilmu Pedang (chien), Ilmu Pedang Panjang (dao) dan Ilmu Tombak. Murid dari master Higaonna yaitu Chojun Miyagi, perintis dan pendiri Goju-Ryu juga menetap di kota Foochoow sekitar tahun 1904 – 1908 sebaliknya tidak hanya berlatih Shaolin Chuanfu, tetapi juga aliran lain yang diketahui sebagai PA KUA CHANG atau “telapak tangan delapan penjuru”, HSING-I CHUAN dan TAI CHI CHUAN (dua jenis ilmu beladiri aliran halus China yang mengandalkan  internal power atau tenaga dalam), ditambah dengan ilmu pernapasan Zen.
            Dari hasil perpaduan semua unsur itulah, setelah ditambahkan dengan teknik-teknik dari Naha-Te kemudian Master Chojun Miyagi menciptakan sistem karatenya yang dinamakan GOJU-RYU.
Berikut akan dipaparkan sekelumit dari  ketiga aliran yang menjadi “bahan-bahan” terbentuknya satu aliran bela diri dahsyat, bernama  GOJU-RYU.

PA KUA CHANG
            Pada umumnya sejarah mencatat bahwa Tung Hai Chuan-lah yang telah mengembangkan Kungfu Pa Kua Chang ini. Satu catatan mengatakan bahwa  Tung telah diajarkan oleh seorang rahib Taoist menyusul kekalahannya di Gunung Chiu Hua. Ada pula yang mengatakan bahwa Tung benar-benar telah mengembangkan gayanya sendiri, kemudian  mengkombinasikan pengetahuannya tentang seni bela diri dengan teknik-teknik “jalan memutar” dan meditasi dari Taoist. Dan masih banyak pula orang yang meyakini bahwa Tung mengembangkan Kungfu Pa Kua yang ia miliki setelah ia mempelajari kungfu dengan gaya yang mirip Pa Kua yaitu, Yin Yang Pan Chang.
            Pa Kua Chang (ba-gwa-chang), berarti “delapan telapak tangan triagram”. Gaya kungfu ini berdasarkan pada buku tua sekitar 2000 tahun silam, Book of Changes (I Ching), sumber terbesar dari kearifan Confucian dan Taoist. Book of Changes menitikberatkan bahwa segala sesuatu yang hidup ini akan selalu terus berubah. Book of Changes banyak membicarakan tentang pemanfaatan “tiga garis” kombinasi dari Yin yang hancur dan Yang yang utuh untuk membantu triagram. Terdapat delapan triagram yang cocok untuk teknik-teknik “perubahan telapak tangan” kungfu Pa Kua Chang.
            Kuda-kuda perkelahian pada Pa Kua Chang memanfaatkan pada tiga bagian lipatan yang betrbeda, “melipat” sambil menahan lima “garis tubuh”. Ketiga lipatan atau lekukan itu adalah dari daerah  kepala ke pinggul, pinggul ke lutut, dan lutut ke kaki bagian bawah. Gaya Pa Kua, bahu dan tangan diputarkan dengan cara memutar 90’ ke arah jari kaki. Lima garis tubuh yang perlu dijaga dalam Pa Kua ini adalah lengan, bahu, sacrum, dada, dan punggung.
            Pa Kua menyerang dengan menggunakan telapak tangan, yang terus berubah-ubah sebagai senjata handal dan fleksibel. Ada delapan formasi telapak tangan Pa Kua, dan dengan sistem ini mereka yang mempelajari Pa Kua akan menyerang dengan memanfaatkan tumit telapak tangan, bagian miring dari telapak tangan, dan bagian belakangnya hingga memanfaatkan ketajaman ujung-ujung jari tangan (dalam Goju-Ryu dikenal dengan sebutan-sebutan teisho, shuto, haito dan kakuto serta nukite).
            Dalam menangkis, gaya Pa Kua akan memutar, memelintir dan memutar untuk ,menghasilkan kisaran angin seperti kekuatan tenaga yang khusus untuk menangkis, mengelakkan dan mengalihkan arah serangan. Gaya Pa Kua selalu meneruskan teknik tangkisannya dengan teknik-teknik serangan yang cukup berbahaya.
            Latihan Pa Kua Chang biasanya berputar mengelilingi garis lingkar yang ada dalam khayalannya. Perubahan kedelapan telapak tangannya terdiri dari ribuan serangan memutar yang cepat, memelintir dan membalikkan. Tubuh para pendekar Pa Kua ini bergerak dengan cepat sekali, berputar, dan kemudian membentuk semua posisi pertempuran yang meniru “gerakan naga”. Gambaran arti gerak binatang terdiri dari delapan perubahan telapak tangan, sama baiknya seperti bentuk “serangan naga”.
            Dalam Pa Kua, dua orang berhadapan dalam latihan, satu sama lainnya befhadapan sambil berjalan memutar seolah-olah ada garis lingkar disana. Pasangan tersebut mulai melatih bermacam-macam teknik tangan, dan meningkatkan latihannya dengan memutar, menghentak, memelintir, menyerang, menendang dan mengunci lawan. Bermacam-macam perubahan telapak tangan juga dilatih pada saat itu. Latihan ini mirip dengan latihan tangan mendorong, bahwa gaya Pa Kua ini selalu berusaha mencari keseimbangan untuk menumbangkan lawan.
            Teknik kuncian dalam Pa Kua dimaksudkan untuk menahan serangan, menumbangkan dan memberikan serangan balasan pada lawan. Semua teknik kuncian pada Pa Kua lebih menitikberatkan pada putaran dan perpindahan gerakan untuk membuat suatu bantingan. Sebagai contoh, seorang Pa Kua akan melakukan kuncian terlebih dahulu pada bagian lengan dan siku lawan, kemudian memutarkannya ke bawah badannya, serta membuat hentakan dengan mengangkatnya ke atas.

HSING-I
            Banyak orang yang percaya dan menaruh penghargaan tinggi pada Jenderal Yueh Fei yang hidup pada jaman Dinasti Sung (960 – 1280) yang dianggap sebagai orang pertama yang mengembangkan Kungfu Hsing – I. Ada pula sebagian orang yang mengatakan bahwa Hsing-I baru dikembangkan pada masa Dinasti Ming (1368 – 1644) setelah mendapatkan ilham dari seorang rahib yang tin ggal di Gunung Chung Nan saat itu.
            Hsing-I Chuan jika diterjemahkan demi melihat bentuknya adalah “boxing”. Gaya Kungfu ini berdasarkan pada “teori lima unsur”.  Menurut teori ini, di dunia ini ada lima benda yang dikategorikan dalam lima unsur, yaitu kayu, api, bumi, logam dan air. Teori ini termasuk di dalamnya “peredaran penciptaan”, dimana setiap unsur tersebut akan menyebabkan terjadi unsur lain. Sebagai contoh, “api” yang ditimbulkan oleh “kayu”. Termasuk juga di dalamnya “peredaran pengrusakan”, dimana unsur yang satu akan mampu mengalahkan unsur lainnya. Sebagai contoh, “air” mampu memadamkan “api”. Kungfu Hsing-I setia dengan konsep tadi dan di dalamnya terdapat lima bentuk pertempuran yang menggunakan nama serta pola dari ke-lima unsur tersebut.
            Kuda-kuda perkelahian pada Hsing-I memanfaatkan garis-garis lurus pada postur tubuh yang disebut “san-ti” (tiga sifat-sifat dasar). Tiga sifat dasar tersebut dilambangkan dengan surga, bumi dan manusia, dan untuk menerapkan ketiga sifat itu dalam tubuh diwakili oleh kepala, tangan dan kaki. Ketiganya disejajarkan dan muka wajah menghadap ke depan dengan sikap san-ti.
            Hsing-I  menyerang dengan menggunakan kepalan tangan yang dimanfaatkan untuk empat bagian dari lima unsur bentuk latihan. Hsing-I juga memiliki latihan formasi istimewa pada tangannya, yaitu “mind fist” dan serangan jari telunjuk yang diperkuat oleh ibu jari (dalam aliran Goju dikenal dengan Yubi Basami).
            Dalam metode latihan perkelahian Hsing-I Chuan, menitikberatkan pada dua orang yang berlatih yang juga disebut dengan “bentuk mengalahkan”. Latihan bertempur ini dimulai dengan gerakan yang tidak cepat, seperti mempersiapkan keseimbangan, mengatur jarak dan menggunakanSemua kepandaian yang sebenarnya.
Hsing-I memiliki teknik kuncian yang sangat efektif (chi na), dimana ia tetap mengikuti filosofinya dengan teknik garis lurus. Ia memfokuskan pada serangan lurus yang mematahkan. Hsing-I juga menggunakan teknik bantingan untuk mengakhiri perlawanan musuh (shuai). Ia tetap dengan metode lurusnya dalam teknik bantingan ini.

Sekedar catatan mengenai aliran Hsing-I dan Pa Kua Chang adalah bahwa konon telah terjadi duel antara dua pendekar kungfu dari kedua gaya ini., dan duel tersebut menurut cerita mengambil tempat di Peking (Beijing). Tung Hai Chuan  melawan Kuo Yun Shen dari Hsing-I. Mereka duel selama dua hari dan masing-masing begitu handal dalam bertarung, namun tak seorangpun dapat tumbang. Akhirnya pada hari ke-tiga, Tung dapat mematahkan serangan Kuo dan mengalahkannya. Kemudian setelah itu, kedua pekungfu ini bersepakat kelak murid-muridnya boleh mempelajari keduanya. Dan sampai kini pun murid-murid Pa Kua dan Hsing-I diijinkan untuk melatih kedua gaya Kungfu ini.
Sun Lu Tang (1860 – 1932) pencipta gaya Sun dari Tai Chi Chuan,  malah pernah memadukan ke-tiga aliran halus (internal power) China ini yakni Tai Chi Chuan, Hsing-I dan Pa Kua Chang.  Master Sun ini, setelah mahir dalam ke-tiga sistem internal,  kemudian memperdlam ilmu Tai Chi Chuan dari aliran Whu style, melalui gurunya, yaitu master Kuo Wi Jin.

TAI CHI CHUAN
            Tai Chi Chuan adalah adalah salah satu jenis seni bela diri halus China yang beraliran halus (internal power). Dua aliran lainnya yakni Hsing-I dan Pa Kua Chang.
            Orang China mengatakan bahwa untuk hidup sempurna manusia harus berada dalam chi, dan chi juga ada dalam diri manusia. Chi itu adalah udara dan energi. Ia dibutuhkan untuk penyelarasan tubuh dengan alam. Chi dapat menjadi suatu kekuatan yang melahirkan energi. Jika ia menjadi yang disebut Yang Utuh dan Utama yaitu Tai Chi.
            Tai Chi dilambangkan sebagai dua unsur yaitu Yin dan Yang yang saling menguat dan terpadu dalam satu bundaran. Yin adalah kutub negatif yang dilambangkan sebagai wanita; sedangkan Yang adalah kutub positif yang dilambangkan sebagai jantan.
            Manusia sewaktu lahir tubuhnya diisi oleh yin dan yang, dan dalam usia dewasa mencapai puncaknya, kemudian perlahan menurun sewaktu usia semakin bertambah.
            Dengan berlatih pernapasan ketika memainkan Sanchin, keseimbangan yin dan yang akan harmonis, sehingga yang rutin dan teratur melakukannya dipercaya akan awet muda dan nampak jauh lebih muda dari usianya yang semula.
            Dalam buku klasik disebutkan Master Changsanfeng, seorang pertapa Taoist abad ke-14, dikatakan yang pertama kali memformulasikan Tai Chi Chuan sebagai olah raga pernafasan, untuk memupuk energi internal (chi) guna meningkatkan vitalitas, derajad kesehatan dan seni bela diri tenaga dalam.
            Tercatat pula di abad ke-18, Master Yang Lu Chan, pencipta Gaya Yang dalam Tai Chi Chuan (1799 – 1872). Beliau belajar ilmu beladiri Tai Chi dari master Chen Chang Sing (1771 – 1853), yang terkenal dengan formulasi Old Style Tai Chi marga Chen. Adapun Master Chen mendapat pelajaran dari master Chiang Fa, pewaris dari ilmu Taichi master Wang Chung Yeh yang sangat terkenal setelah Pertapa Changsanfeng.
Beberapa Gaya yang terdapat dalam Tai Chi Chuen diantaranya adalah:
GayaYang diciptakan oleh master Yang Lu Chan (1799 - 1872).
Gaya Chen diciptakan oleh master  Chen Wang Ting (1580 - 1660).
Gaya Whu diciptakan oleh Whu Yu Siong (1812 – 1880).
Gaya Wu diciptakan oleh master Wu Chien Chuan (1870 - 1942).
Gaya Sun diciptakan oleh master Sun Lu Tang (1860 – 1932).
SUMBER: Chee So, 1984, The Chinese Art of T'ai Chi Ch'uan'. The Aquarian Press, Great Britain. Douglass H.Y. Hsien, 1990, Pakua Chang For Self Defence, Meadea Enterprises Co, Ltd, Republic of China, Taipei. Kumpulan artikel lain dan majalah beladiri.

No comments:

Post a Comment

JALAN KARATE DAN PEMIKIRANNYA YANG SEDERHANA

Pada dasarnya Karate-Do merupakan latihan-latihan berat yang akan membawa seseorang dapat kembali ke alam dan pemikiran dimana ia sepert...