Pada bulan Nopember 1874 disebutkan
bahwa Kanryo Higaonna (ketika itu
berusia 22 tahun, master yang paling terpuncak di Naha-Te) berkunjung ke China yaitu di kota Foochoow (Fukien) dimana
ia berlatih Tinju China (Kungfu China). Selama di China, beliau melatih diri Ilmu Hung dari Gaya Shaolin Chuanfu
aliran selatan (Lam-Pay Siauw Lim),
yang menitik beratkan pada kekuatan tangan dibawah asuhan Guru Besar Kungfu
China, Master Ryu Ryuko (Xie Zhongxiang). Selama 15 tahun di
China, Master Higaonna tidak hanya menguasai ilmu tangan kosong, tetapi juga
berbagai Ilmu Senjata seperti Ilmu Pedang (chien), Ilmu Pedang Panjang (dao)
dan Ilmu Tombak. Murid dari master Higaonna yaitu Chojun Miyagi, perintis dan pendiri Goju-Ryu juga menetap di kota Foochoow sekitar tahun 1904 – 1908
sebaliknya tidak hanya berlatih Shaolin Chuanfu, tetapi juga aliran lain yang
diketahui sebagai PA KUA CHANG atau “telapak tangan delapan penjuru”, HSING-I
CHUAN dan TAI CHI CHUAN (dua jenis ilmu beladiri aliran halus China yang
mengandalkan internal power atau tenaga
dalam), ditambah dengan ilmu pernapasan
Zen.
Dari
hasil perpaduan semua unsur itulah, setelah ditambahkan dengan teknik-teknik
dari Naha-Te kemudian Master Chojun Miyagi menciptakan sistem karatenya yang
dinamakan GOJU-RYU.
Berikut akan dipaparkan sekelumit
dari ketiga aliran yang menjadi
“bahan-bahan” terbentuknya satu aliran bela diri dahsyat, bernama GOJU-RYU.
PA KUA CHANG
Pada
umumnya sejarah mencatat bahwa Tung Hai
Chuan-lah yang telah mengembangkan Kungfu Pa Kua Chang ini. Satu catatan
mengatakan bahwa Tung telah diajarkan
oleh seorang rahib Taoist menyusul
kekalahannya di Gunung Chiu Hua. Ada pula yang mengatakan bahwa Tung
benar-benar telah mengembangkan gayanya sendiri, kemudian mengkombinasikan pengetahuannya tentang seni
bela diri dengan teknik-teknik “jalan memutar” dan meditasi dari Taoist. Dan
masih banyak pula orang yang meyakini bahwa Tung mengembangkan Kungfu Pa Kua
yang ia miliki setelah ia mempelajari kungfu dengan gaya yang mirip Pa Kua
yaitu, Yin Yang Pan Chang.
Pa
Kua Chang (ba-gwa-chang), berarti “delapan telapak tangan triagram”. Gaya
kungfu ini berdasarkan pada buku tua sekitar 2000 tahun silam, Book of Changes (I Ching), sumber terbesar dari kearifan Confucian dan Taoist. Book
of Changes menitikberatkan bahwa segala sesuatu yang hidup ini akan selalu
terus berubah. Book of Changes banyak membicarakan tentang pemanfaatan “tiga
garis” kombinasi dari Yin yang hancur dan Yang yang utuh untuk membantu
triagram. Terdapat delapan triagram yang cocok untuk teknik-teknik “perubahan
telapak tangan” kungfu Pa Kua Chang.
Kuda-kuda
perkelahian pada Pa Kua Chang memanfaatkan pada tiga bagian lipatan yang
betrbeda, “melipat” sambil menahan lima “garis tubuh”. Ketiga lipatan atau
lekukan itu adalah dari daerah kepala ke
pinggul, pinggul ke lutut, dan lutut ke kaki bagian bawah. Gaya Pa Kua, bahu
dan tangan diputarkan dengan cara memutar 90’ ke arah jari kaki. Lima garis
tubuh yang perlu dijaga dalam Pa Kua ini adalah lengan, bahu, sacrum, dada, dan
punggung.
Pa
Kua menyerang dengan menggunakan telapak tangan, yang terus berubah-ubah sebagai
senjata handal dan fleksibel. Ada delapan formasi telapak tangan Pa Kua, dan
dengan sistem ini mereka yang mempelajari Pa Kua akan menyerang dengan
memanfaatkan tumit telapak tangan, bagian miring dari telapak tangan, dan
bagian belakangnya hingga memanfaatkan ketajaman ujung-ujung jari tangan (dalam
Goju-Ryu dikenal dengan sebutan-sebutan teisho,
shuto, haito dan kakuto serta nukite).
Dalam
menangkis, gaya Pa Kua akan memutar, memelintir dan memutar untuk ,menghasilkan
kisaran angin seperti kekuatan tenaga yang khusus untuk menangkis, mengelakkan
dan mengalihkan arah serangan. Gaya Pa Kua selalu meneruskan teknik
tangkisannya dengan teknik-teknik serangan yang cukup berbahaya.
Latihan
Pa Kua Chang biasanya berputar mengelilingi garis lingkar yang ada dalam
khayalannya. Perubahan kedelapan telapak tangannya terdiri dari ribuan serangan
memutar yang cepat, memelintir dan membalikkan. Tubuh para pendekar Pa Kua ini
bergerak dengan cepat sekali, berputar, dan kemudian membentuk semua posisi
pertempuran yang meniru “gerakan naga”. Gambaran arti gerak binatang terdiri
dari delapan perubahan telapak tangan, sama baiknya seperti bentuk “serangan
naga”.
Dalam
Pa Kua, dua orang berhadapan dalam latihan, satu sama lainnya befhadapan sambil
berjalan memutar seolah-olah ada garis lingkar disana. Pasangan tersebut mulai
melatih bermacam-macam teknik tangan, dan meningkatkan latihannya dengan
memutar, menghentak, memelintir, menyerang, menendang dan mengunci lawan.
Bermacam-macam perubahan telapak tangan juga dilatih pada saat itu. Latihan ini
mirip dengan latihan tangan mendorong, bahwa gaya Pa Kua ini selalu berusaha
mencari keseimbangan untuk menumbangkan lawan.
Teknik
kuncian dalam Pa Kua dimaksudkan untuk menahan serangan, menumbangkan dan
memberikan serangan balasan pada lawan. Semua teknik kuncian pada Pa Kua lebih
menitikberatkan pada putaran dan perpindahan gerakan untuk membuat suatu
bantingan. Sebagai contoh, seorang Pa Kua akan melakukan kuncian terlebih
dahulu pada bagian lengan dan siku lawan, kemudian memutarkannya ke bawah
badannya, serta membuat hentakan dengan mengangkatnya ke atas.
HSING-I
Banyak
orang yang percaya dan menaruh penghargaan tinggi pada Jenderal Yueh Fei yang hidup pada jaman Dinasti Sung (960 – 1280)
yang dianggap sebagai orang pertama yang mengembangkan Kungfu Hsing – I. Ada
pula sebagian orang yang mengatakan bahwa Hsing-I baru dikembangkan pada masa
Dinasti Ming (1368 – 1644) setelah mendapatkan ilham dari seorang rahib yang
tin ggal di Gunung Chung Nan saat itu.
Hsing-I
Chuan jika diterjemahkan demi melihat bentuknya adalah “boxing”. Gaya Kungfu
ini berdasarkan pada “teori lima unsur”.
Menurut teori ini, di dunia ini ada lima benda yang dikategorikan dalam
lima unsur, yaitu kayu, api, bumi, logam dan air. Teori ini termasuk di dalamnya
“peredaran penciptaan”, dimana setiap unsur tersebut akan menyebabkan terjadi
unsur lain. Sebagai contoh, “api” yang ditimbulkan oleh “kayu”. Termasuk juga
di dalamnya “peredaran pengrusakan”, dimana unsur yang satu akan mampu
mengalahkan unsur lainnya. Sebagai contoh, “air” mampu memadamkan “api”. Kungfu
Hsing-I setia dengan konsep tadi dan di dalamnya terdapat lima bentuk
pertempuran yang menggunakan nama serta pola dari ke-lima unsur tersebut.
Kuda-kuda
perkelahian pada Hsing-I memanfaatkan garis-garis lurus pada postur tubuh yang
disebut “san-ti” (tiga sifat-sifat dasar). Tiga sifat dasar tersebut
dilambangkan dengan surga, bumi dan manusia, dan untuk menerapkan ketiga sifat
itu dalam tubuh diwakili oleh kepala, tangan dan kaki. Ketiganya disejajarkan
dan muka wajah menghadap ke depan dengan sikap san-ti.
Hsing-I menyerang dengan menggunakan kepalan tangan
yang dimanfaatkan untuk empat bagian dari lima unsur bentuk latihan. Hsing-I
juga memiliki latihan formasi istimewa pada tangannya, yaitu “mind fist” dan
serangan jari telunjuk yang diperkuat oleh ibu jari (dalam aliran Goju dikenal
dengan Yubi Basami).
Dalam
metode latihan perkelahian Hsing-I Chuan, menitikberatkan pada dua orang yang
berlatih yang juga disebut dengan “bentuk mengalahkan”. Latihan bertempur ini
dimulai dengan gerakan yang tidak cepat, seperti mempersiapkan keseimbangan,
mengatur jarak dan menggunakanSemua kepandaian yang sebenarnya.
Hsing-I memiliki teknik kuncian yang
sangat efektif (chi na), dimana ia tetap mengikuti filosofinya dengan teknik
garis lurus. Ia memfokuskan pada serangan lurus yang mematahkan. Hsing-I juga menggunakan
teknik bantingan untuk mengakhiri perlawanan musuh (shuai). Ia tetap dengan
metode lurusnya dalam teknik bantingan ini.
Sekedar catatan mengenai aliran
Hsing-I dan Pa Kua Chang adalah bahwa konon telah terjadi duel antara dua
pendekar kungfu dari kedua gaya ini., dan duel tersebut menurut cerita
mengambil tempat di Peking (Beijing). Tung Hai Chuan melawan Kuo Yun Shen dari Hsing-I. Mereka
duel selama dua hari dan masing-masing begitu handal dalam bertarung, namun tak
seorangpun dapat tumbang. Akhirnya pada hari ke-tiga, Tung dapat mematahkan
serangan Kuo dan mengalahkannya. Kemudian setelah itu, kedua pekungfu ini
bersepakat kelak murid-muridnya boleh mempelajari keduanya. Dan sampai kini pun
murid-murid Pa Kua dan Hsing-I diijinkan untuk melatih kedua gaya Kungfu ini.
Sun Lu Tang
(1860 – 1932) pencipta gaya Sun dari Tai Chi Chuan, malah pernah memadukan ke-tiga aliran halus
(internal power) China ini yakni Tai Chi Chuan, Hsing-I dan Pa Kua Chang. Master Sun ini, setelah mahir dalam ke-tiga
sistem internal, kemudian memperdlam
ilmu Tai Chi Chuan dari aliran Whu
style, melalui gurunya, yaitu master Kuo
Wi Jin.
TAI CHI CHUAN
Tai
Chi Chuan adalah adalah salah satu jenis seni bela diri halus China yang
beraliran halus (internal power). Dua aliran lainnya yakni Hsing-I dan Pa Kua
Chang.
Orang
China mengatakan bahwa untuk hidup sempurna manusia harus berada dalam chi, dan
chi juga ada dalam diri manusia. Chi itu adalah udara dan energi. Ia dibutuhkan
untuk penyelarasan tubuh dengan alam. Chi dapat menjadi suatu kekuatan yang
melahirkan energi. Jika ia menjadi yang disebut Yang Utuh dan Utama yaitu Tai
Chi.
Tai
Chi dilambangkan sebagai dua unsur yaitu Yin dan Yang yang saling menguat dan terpadu
dalam satu bundaran. Yin adalah kutub negatif yang dilambangkan sebagai wanita;
sedangkan Yang adalah kutub positif yang dilambangkan sebagai jantan.
Manusia
sewaktu lahir tubuhnya diisi oleh yin dan yang, dan dalam usia dewasa mencapai
puncaknya, kemudian perlahan menurun sewaktu usia semakin bertambah.
Dengan
berlatih pernapasan ketika memainkan Sanchin, keseimbangan yin dan yang akan
harmonis, sehingga yang rutin dan teratur melakukannya dipercaya akan awet muda
dan nampak jauh lebih muda dari usianya yang semula.
Dalam
buku klasik disebutkan Master
Changsanfeng, seorang pertapa Taoist abad ke-14, dikatakan yang pertama
kali memformulasikan Tai Chi Chuan sebagai olah raga pernafasan, untuk memupuk
energi internal (chi) guna meningkatkan vitalitas, derajad kesehatan dan seni
bela diri tenaga dalam.
Tercatat
pula di abad ke-18, Master Yang Lu Chan,
pencipta Gaya Yang dalam Tai Chi
Chuan (1799 – 1872). Beliau belajar ilmu beladiri Tai Chi dari master Chen Chang Sing (1771 – 1853), yang
terkenal dengan formulasi Old Style Tai Chi marga Chen. Adapun Master Chen
mendapat pelajaran dari master Chiang Fa,
pewaris dari ilmu Taichi master Wang
Chung Yeh yang sangat terkenal setelah Pertapa Changsanfeng.
Beberapa Gaya yang terdapat dalam Tai
Chi Chuen diantaranya adalah:
GayaYang diciptakan oleh master Yang
Lu Chan (1799 - 1872).
Gaya Chen diciptakan oleh master Chen Wang Ting (1580 - 1660).
Gaya Whu diciptakan oleh Whu Yu Siong
(1812 – 1880).
Gaya Wu diciptakan oleh master Wu
Chien Chuan (1870 - 1942).
Gaya Sun diciptakan oleh master Sun
Lu Tang (1860 – 1932).
SUMBER:
Chee So, 1984, The Chinese Art of T'ai Chi Ch'uan'. The Aquarian Press, Great Britain.
Douglass H.Y. Hsien, 1990, Pakua Chang For Self Defence, Meadea Enterprises Co, Ltd, Republic of China, Taipei.
Kumpulan artikel lain dan majalah beladiri.
No comments:
Post a Comment