Pada dasarnya Karate-Do merupakan latihan-latihan berat yang
akan membawa seseorang dapat kembali ke alam dan pemikiran dimana ia seperti
orang baru lahir, bayi yang masih suci.
Di dalam prinsip fudochishinmyoroku merupakan contoh
utama penyempurnaan jalan pikiran Takuan
pada ajaran Zen, yang selain dianut oleh para master Kendo dan bentuk yang sama
pada seni beladiri lain, senantiasa mendapat tempat yang tinggi dalam dambaan
pengikutnya.
Nilai Budo (seni
keperkasaan bela diri) seseorang bertujuan melenyapkan pikiran-pikiran yang
telah tercemar itu. Nilai Budo terletak pada pemikiran yang sederhana terhadap
keadaan alamiah yang murni, sebagaimana pada saat kita dilahirkan.
Dalam seni bela diri, targetnya adalah sebagai berikut:
Andaikata dalam angan-angan kita pada saat kita melakukan serangan, disaat itu tentunya kita berpikir adanya lawan balik dari lawan kita, akibatnya kita tidak dapat membebaskan diri dalam menempatkan diri kita sebagai penyerang, hal ini disebabkan karena kita tidak berkonsentrasi atas serangan yang kita lancarkan itu, bahkan kita akan terkaget seandainya lawan kita itu akan melakukan serangan balik (counter attack) dengan pukulan atau tendangan. Didalam hal yang sama ketika kita melakukan tangkisan, maka biasanya kita tidak dapat melakukan serangan balik secara sempurna, jika pikiran kita dibebani suatu pemikiran tertentu.
Jadi, inti dari kesuksesan seseorang menguasai seni beladiri adalah bagaimana ia membebaskan diri dari pikiran apapun selama bertarung. Suasana diri seperti itu yang dinamakan Munen Musho (mengosongkan pikiran).
Andaikata dalam angan-angan kita pada saat kita melakukan serangan, disaat itu tentunya kita berpikir adanya lawan balik dari lawan kita, akibatnya kita tidak dapat membebaskan diri dalam menempatkan diri kita sebagai penyerang, hal ini disebabkan karena kita tidak berkonsentrasi atas serangan yang kita lancarkan itu, bahkan kita akan terkaget seandainya lawan kita itu akan melakukan serangan balik (counter attack) dengan pukulan atau tendangan. Didalam hal yang sama ketika kita melakukan tangkisan, maka biasanya kita tidak dapat melakukan serangan balik secara sempurna, jika pikiran kita dibebani suatu pemikiran tertentu.
Jadi, inti dari kesuksesan seseorang menguasai seni beladiri adalah bagaimana ia membebaskan diri dari pikiran apapun selama bertarung. Suasana diri seperti itu yang dinamakan Munen Musho (mengosongkan pikiran).
Seorang bayi tidak mempunyai pikiran. Seseorang yang baru
saja lolos dari cengkeraman bahaya maut
dari kemungkinan tertabrak oleh mobil, akan terkesima untuk beberapa
detik atau menit, reaksi jasmani yang akan mengikutinya adalah bibir biru dan
pucat pasi karena ketakutan. Namun seorang bayi tidak akan menganggap apa-apa
atas peristiwa yang sama, bahkan bayi itu akan
meneruskan gerakan alamiah sesuai
dengan kehendak nalurinya.
Seseorang yang telah mewawancarai Master Pedang yang terkenal di Jepang, menanyakan:
“Apa yang Anda lakukan jika lawan Anda tiba-tiba muncul?”. Jawaban Master
Pedang itu: “Saya akan seketika bersedia
dan bahkan maju ke depan !”
Suatu jawaban yang gamblang. Padahal untuk orang awam, apa
yang diperbuatnya mungkin pertama-tama adalah undur satu dua langkah bahkan
mungkin ia akan mengambil langkah seribu. Master Kendo tadi ternyata dapat
bergerak secara bebas pada setiap saat yang ia inginkan dan dalam posisi apapun
ia bisa melakukan teknik apa saja.
Inilah yang sebenarnya disebut bahwa
orang itu telah mencapai tingkat alam pikiran kosong.
Jadi inti dari Budo adalah memiliki kemurnian, pemikiran
yang bersih tanpa polusi, seperti saat baru lahir, masih suci, bebas dari
kesangsian, keragu-raguan, kecurigaan,
rasa takut, rasa marah, demikian ajaran master Takuan.
Seandainya dalam suatu pertarungan pikiran kita hanya
terpaut pada teknik serangan atau tangkisan apa yang akan kita lancarkan,
akibatnya kita tidak mampu melakukan gerakan-gerakan selanjutnya dengan bebas.
Pikiran kita jangan hanya terpaut pada sesuatu. Kita seyogyanya jangan terpaut
pada hal yang tidak ada.
Lihatlah sekuntum bunga, kita dapat menikmati indahnya bunga itu. Tetapi jika kita mulai terkesan mengapa bunga itu indah dan sejak kapan bunga itu mulai mekar, dan sebagainya, berarti kita sudah terpaut dengan pikiran-pikiran yang akan mengganggu kita dalam menikmati indahnya bunga itu.
Lihatlah sekuntum bunga, kita dapat menikmati indahnya bunga itu. Tetapi jika kita mulai terkesan mengapa bunga itu indah dan sejak kapan bunga itu mulai mekar, dan sebagainya, berarti kita sudah terpaut dengan pikiran-pikiran yang akan mengganggu kita dalam menikmati indahnya bunga itu.
Dalam hal yang sama, suatu gerakan apakah itu pukulan atau
tangkisan, hendaknya terjadi secara alamiah, keluar dari pikiran yang kosong dan murni.
Jadi seandainya kita tidak dibebani dengan pikiran yang
bukan-bukan, maka akibatnya kita akan menerima setiap keadaan dengan tenang.
Kita harus terbebas dari pemikiran beban mental, tentang
beratnya atau sakitnya dalam melakukan sesuatu atau disaat sedang berlatih,
yang dapat berakibat kita ogah-ogahan karena sebelum melakukannya kita sudah
membayangkan sakitnya atau letihnya kalau latihan itu diselesaikan. Seandanya
beban mental itu dilenyapkan, maka kemandirian kita akan memberikan kemampuan
pada diri kita untuk mencapai hasil optimal.
Teknik-teknik Karate harus dilatih setiap saat secara
kontinyu, bukan hanya di dalam dojo tapi dimanapun itu kita diperlukan untuk
melakukannya, sehingga semua teknik tadi telah menyatu dengan diri kita.
Dan pada saat teknik itu dibutuhkan, ia akan keluar secara
otomatis tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu.
Inilah tujuan akhir dari latihan Karate-Do; penyatuan jasmani, rohaniah dan teknik.
Inilah tujuan akhir dari latihan Karate-Do; penyatuan jasmani, rohaniah dan teknik.
----- S E K I A N -----
(Bekal ajaran mendiang guru kami, Kyoshi Shihan Prof. DR. Achmad Ali, SH.,MH dalam paparannya tentang Prinsip Dasar Karate-Do)
"Berlatihlah dengan hati yang baik dan murni ."